Tingkat Pengetahuan Masyarakat Desa Kuang Baru Lombok Timur tentang Perilaku Dagusibu Obat
DOI:
https://doi.org/10.71417/jpc.v1i2.53Keywords:
DAGUSIBU, Edukasi, Pengelolaan Obat, Pengetahuan, SwamedikasiAbstract
Inisiatif DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang) sangat krusial untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui edukasi penggunaan obat yang benar. Swamedikasi yang tidak tepat seringkali mengakibatkan masalah, di mana studi sebelumnya menunjukkan 40,6% kasus penggunaan obat tidak rasional. Program DAGUSIBU memberikan solusi dengan mengajarkan pengelolaan obat yang komprehensif. Desa Kuang Baru di Lombok Timur menghadapi tantangan kesehatan akibat minimnya edukasi tentang penggunaan obat, dan masyarakatnya belum pernah mendapatkan penyuluhan DAGUSIBU. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengevaluasi tingkat pengetahuan masyarakat Desa Kuang Baru mengenai pengelolaan obat sesuai program DAGUSIBU. Penelitian ini merupakan studi deskriptif kuantitatif yang melibatkan 50 responden dari tiga dusun di Desa Kuang Baru. Data dikumpulkan pada September 2024 menggunakan kuesioner tervalidasi dan dianalisis melalui sistem skoring. Hasil demografi menunjukkan mayoritas responden berusia 20-40 tahun (58%), didominasi laki-laki (64%), dan berpendidikan SMA/SMK (52%). Analisis pengetahuan per indikator DAGUSIBU menunjukkan tingkat rata-rata sebagai berikut: "mendapatkan obat" (52%), "menggunakan obat" (27%), "menyimpan obat" (73,5%), dan "membuang obat" (32,5%). Secara keseluruhan, 74% responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang pengelolaan obat. Temuan ini menegaskan bahwa mayoritas masyarakat Desa Kuang Baru memiliki pengetahuan yang rendah mengenai konsep DAGUSIBU. Hasil penelitian ini menjadi landasan vital untuk merancang intervensi kesehatan di masa depan guna meningkatkan pemahaman dan praktik pengelolaan obat yang lebih baik.
Downloads
References
Arnstein, S. R. (1969). A ladder of citizen participation. Journal of the American Institute of Planners, 35(4), 216–224. https://doi.org/10.1080/01944366908977225
Chambers, R. (1997). Whose reality counts? Putting the first last. Intermediate Technology Publications.
Denzin, N. K. (1978). The research act: A theoretical introduction to sociological methods. McGraw-Hill.
Mitra, D. (2004). The impact of participatory approaches on education outcomes. Journal of Community Development, 12(3), 45–59.
Nugroho, B. (2018). Membangun budaya sekolah yang berwawasan lingkungan. Jurnal Pendidikan Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan, 19(1), 55–63. https://doi.org/10.31227/osf.io/3dz7a
Putri, R., & Suryadi, D. (2021). Inovasi pendidikan berbasis komunitas untuk perubahan berkelanjutan. Jurnal Inovasi Pendidikan, 15(2), 120–134.
Ramadhani, I. (2021). Pengembangan program sekolah Adiwiyata dalam menumbuhkan kepedulian lingkungan. Jurnal Pendidikan Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan, 3(2), 115–123. https://doi.org/10.30596%2Fjplpb.v3i2.10537
Sari, D., & Prasetyo, H. (2019). Strategi sekolah dalam mengembangkan pendidikan lingkungan hidup berbasis partisipatif. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 24(4), 327–335. https://doi.org/10.24832/jpnk.v24i4.1210
Sterling, S. (2010). Transformative learning and sustainability: Sketching the conceptual ground. Learning and Teaching in Higher Education, (5), 17–33. https://doi.org/10.1177/1469787410381772
Suwandi, & Wibowo, A. (2019). Penguatan karakter melalui pendekatan partisipatif dalam pendidikan lingkungan. Jurnal Pendidikan dan Lingkungan, 8(3), 45–58.
Wibowo, A. (2020). Analisis perilaku peduli lingkungan di kalangan siswa sekolah menengah. Jurnal Pendidikan dan Lingkungan Hidup, 7(1), 42–50. https://doi.org/10.21009/jplh.071.06
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 M. Jabal Nur, Nurwahidah, Putri Nirwana, Muh. Bustomi Abdul Gani, Raodatul Jannah, Bq. Maylinda gemantar (Author)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
 
						 
							












