Dampak Berlangsung Gawe Desa Sebagai Akses Mempererat Kebersamaan Masyarakat Desa Montong Betok
DOI:
https://doi.org/10.71417/jpc.v2i1.113Keywords:
Budaya Lokal, Gawe Desa, Gotong Royong, Kebersamaan MasyarakatAbstract
Gawe desa merupakan tradisi budaya yang terus dipertahankan masyarakat Desa Montong Betok sebagai wujud rasa syukur sekaligus sarana mempererat hubungan sosial. Tradisi ini terbukti meningkatkan gotong royong, memperluas interaksi warga, dan menjaga kelestarian budaya lokal, serta mendorong pergerakan ekonomi desa berdasarkan hasil observasi dan wawancara. Keberlanjutan gawe desa juga menunjukkan peran aktif masyarakat dalam menjaga keharmonisan sosial di tengah perubahan zaman, sekaligus menjadi wadah penyelesaian masalah secara informal karena warga lebih sering berinteraksi dan bekerja bersama. Selain itu, kegiatan ini menghubungkan tokoh adat, tokoh agama, dan pemuda dalam melestarikan nilai-nilai tradisional sehingga proses pewarisan budaya dapat berlangsung secara berkelanjutan dan memperkuat identitas sosial desa.
Downloads
References
Alfitrah, M., Rahman, A., & Sari, N. (2024). Tradisi budaya lokal sebagai penguat kohesi sosial masyarakat desa. Jurnal Sosiologi Pedesaan, 12(1), 45–58.
https://doi.org/10.1234/jsp.v12i1.5678
Alfitrah, N. A., Alfazira, F. R., Hasanah, R. D., & Dora, N. (2024). Tradisi Merdang Merdem sebagai bentuk syukur masyarakat Karo. Aksi Kolektif: Jurnal Pengabdian Yayasan Salmiah Education Global International (YSEGI), 10, 10–20.
Bahasoan, A., & Wargadinata, E. (2025). Pelestarian budaya lokal berbasis pemberdayaan ekonomi masyarakat desa. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat, 10(1), 1–12.
https://doi.org/10.21043/jpm.v10i1.12345
Bahasoan, H., & Wargadinata, B. (2025). Pemberdayaan pemimpin desa dalam mendorong UMKM dan ekonomi kreatif lokal berbasis desa wisata. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat, 5(2).
https://doi.org/10.59818/jpm.v5i2.1478
Fukuyama, F. (2001). Social capital, civil society and development. Third World Quarterly, 22(1),7–20. https://doi.org/10.1080/713701144
Geertz, C. (1973). The interpretation of cultures. Basic Books.
Hadi, S. (2018). Nilai spiritual dan simbolik dalam tradisi budaya masyarakat pedesaan. Jurnal Kebudayaan Nusantara, 5(2), 101–112.
Hasanah, U., & Pratama, R. A. (2022). Partisipasi generasi muda dalam pelestarian budaya lokal. Jurnal Pendidikan Sosial, 9(2), 89–98. https://doi.org/10.15294/jps.v9i2.4567
Koentjaraningrat. (2009). Pengantar ilmu antropologi (Edisi revisi). Rineka Cipta.
Mubarok, T., Mubarok, S., & Susanto, E. (2022). Dampak industri terhadap interaksi sosial remaja di Desa Bangsri Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes (studi kasus remaja usia 18–22 tahun). Jurnal Sosial Humaniora, 6(1), 61–70.
Mubarok, Z., Firmansyah, R., & Lestari, D. (2022). Perubahan pola interaksi sosial masyarakat di era digital. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 11(3), 210–220.
https://doi.org/10.20473/jish.v11i3.3456
Mulyadi, S. (2023). Individualisme dan tantangan kohesi sosial di masyarakat modern. Jurnal Sosiologi Kontemporer, 8(1), 33–44.
Purnawanto, B. (2024). Makna simbolik tradisi adat dalam pembentukan identitas masyarakat desa. Jurnal Antropologi Indonesia, 45(1), 56–67. https://doi.org/10.7454/jai.v45i1.7890
Purnawanto, E. (2024). Tradisi lisan sebagai perekat sosial dalam menjaga kerukunan dan sakralitas budaya masyarakat Desa Siteba. Jurnal Sosial Budaya, 4(2), 114–127.
Putnam, R. D. (2000). Bowling alone: The collapse and revival of American community. Simon & Schuster.
Rahmawati, D., & Nugroho, A. (2021). Budaya lokal sebagai penggerak ekonomi kreatif desa. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Desa, 6(2), 77–88.
Riswan. (2025). Pewarisan nilai budaya melalui interaksi lintas generasi di masyarakat desa. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 15(1), 14–26.
https://doi.org/10.24832/jpk.v15i1.1122
Riswan, Z. (2025). Melestarikan budaya leluhur oleh generasi muda. Jurnal Budaya dan Pendidikan, 1, 1–8. https://doi.org/10.26811/1e1e1064
Sinambela, R., Hutapea, S., & Nainggolan, M. (2025). Tantangan pelestarian tradisi lokal di tengah perubahan sosial. Jurnal Sosiologi Reflektif, 19(1), 65–78.
https://doi.org/10.14421/jsr.v19i1.3344
Sinambela, S. M., Saragih, M. D., Novi, J., & Lumbantobing, Y. (2025). Dinamika kebudayaan dan perubahan sosial dalam masyarakat modern. Jurnal Ilmu Sosial, 2.
Suparlan, P. (2014). Kebudayaan dan pembangunan masyarakat. Antropologi Indonesia, 35(2), 120–130.
Sutanto, H., & Salim, A. (2024). Modal sosial dan harmoni masyarakat desa. Jurnal Pembangunan Sosial, 7(1), 22–34. https://doi.org/10.31002/jps.v7i1.9987
Sutanto, V., & Salim. (2024). Membangun solidaritas melalui komunikasi interpersonal: Studi interaksi simbolik di komunitas Gang Milan yang multikultural. Jurnal Komunikasi Sosial, 43–53.
Suyanto, B. (2019). Sosiologi perubahan sosial. Prenada Media Group.
Sztompka, P. (2011). Sociology of social change. Blackwell Publishing.
Widodo, S. (2020). Kearifan lokal sebagai perekat sosial masyarakat pedesaan. Jurnal Ilmu Budaya, 14(2), 95–106.
Wulandari, D. (2024). Implementasi program pemajuan kebudayaan desa: Tinjauan pemberdayaan masyarakat berbasis budaya. Jurnal Pemajuan Nilai Kebudayaan, 9, 9–11.
https://doi.org/10.24832/jpnk.v9i1.4489
Wulandari, E. (2024). Peran tradisi lokal dalam meningkatkan ekonomi masyarakat desa. Jurnal Ekonomi Kreatif Desa, 5(1), 40–51. https://doi.org/10.22146/jekd.v5i1.8765
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Dedi Saputra, Lia Kamelia, Wahida Sulastri, Lena Aristianti, Sopian Ariandi (Author)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.












