Dampak Berlangsung Gawe Desa Sebagai Akses Mempererat Kebersamaan Masyarakat Desa Montong Betok

Authors

  • Dedi Saputra Universitas Hamzanwadi Author
  • Lia Kamelia Universitas Hamzanwadi Author
  • Wahida Sulastri Universitas Hamzanwadi Author
  • Lena Aristianti Universitas Hamzanwadi Author
  • Sopian Ariandi Universitas Hamzanwadi Author

DOI:

https://doi.org/10.71417/jpc.v2i1.113

Keywords:

Budaya Lokal, Gawe Desa, Gotong Royong, Kebersamaan Masyarakat

Abstract

Gawe desa merupakan tradisi budaya yang terus dipertahankan masyarakat Desa Montong Betok sebagai wujud rasa syukur sekaligus sarana mempererat hubungan sosial. Tradisi ini terbukti meningkatkan gotong royong, memperluas interaksi warga, dan menjaga kelestarian budaya lokal, serta mendorong pergerakan ekonomi desa berdasarkan hasil observasi dan wawancara. Keberlanjutan gawe desa juga menunjukkan peran aktif masyarakat dalam menjaga keharmonisan sosial di tengah perubahan zaman, sekaligus menjadi wadah penyelesaian masalah secara informal karena warga lebih sering berinteraksi dan bekerja bersama. Selain itu, kegiatan ini menghubungkan tokoh adat, tokoh agama, dan pemuda dalam melestarikan nilai-nilai tradisional sehingga proses pewarisan budaya dapat berlangsung secara berkelanjutan dan memperkuat identitas sosial desa.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Alfitrah, M., Rahman, A., & Sari, N. (2024). Tradisi budaya lokal sebagai penguat kohesi sosial masyarakat desa. Jurnal Sosiologi Pedesaan, 12(1), 45–58.

https://doi.org/10.1234/jsp.v12i1.5678

Alfitrah, N. A., Alfazira, F. R., Hasanah, R. D., & Dora, N. (2024). Tradisi Merdang Merdem sebagai bentuk syukur masyarakat Karo. Aksi Kolektif: Jurnal Pengabdian Yayasan Salmiah Education Global International (YSEGI), 10, 10–20.

Bahasoan, A., & Wargadinata, E. (2025). Pelestarian budaya lokal berbasis pemberdayaan ekonomi masyarakat desa. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat, 10(1), 1–12.

https://doi.org/10.21043/jpm.v10i1.12345

Bahasoan, H., & Wargadinata, B. (2025). Pemberdayaan pemimpin desa dalam mendorong UMKM dan ekonomi kreatif lokal berbasis desa wisata. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat, 5(2).

https://doi.org/10.59818/jpm.v5i2.1478

Fukuyama, F. (2001). Social capital, civil society and development. Third World Quarterly, 22(1),7–20. https://doi.org/10.1080/713701144

Geertz, C. (1973). The interpretation of cultures. Basic Books.

Hadi, S. (2018). Nilai spiritual dan simbolik dalam tradisi budaya masyarakat pedesaan. Jurnal Kebudayaan Nusantara, 5(2), 101–112.

Hasanah, U., & Pratama, R. A. (2022). Partisipasi generasi muda dalam pelestarian budaya lokal. Jurnal Pendidikan Sosial, 9(2), 89–98. https://doi.org/10.15294/jps.v9i2.4567

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar ilmu antropologi (Edisi revisi). Rineka Cipta.

Mubarok, T., Mubarok, S., & Susanto, E. (2022). Dampak industri terhadap interaksi sosial remaja di Desa Bangsri Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes (studi kasus remaja usia 18–22 tahun). Jurnal Sosial Humaniora, 6(1), 61–70.

Mubarok, Z., Firmansyah, R., & Lestari, D. (2022). Perubahan pola interaksi sosial masyarakat di era digital. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 11(3), 210–220.

https://doi.org/10.20473/jish.v11i3.3456

Mulyadi, S. (2023). Individualisme dan tantangan kohesi sosial di masyarakat modern. Jurnal Sosiologi Kontemporer, 8(1), 33–44.

Purnawanto, B. (2024). Makna simbolik tradisi adat dalam pembentukan identitas masyarakat desa. Jurnal Antropologi Indonesia, 45(1), 56–67. https://doi.org/10.7454/jai.v45i1.7890

Purnawanto, E. (2024). Tradisi lisan sebagai perekat sosial dalam menjaga kerukunan dan sakralitas budaya masyarakat Desa Siteba. Jurnal Sosial Budaya, 4(2), 114–127.

Putnam, R. D. (2000). Bowling alone: The collapse and revival of American community. Simon & Schuster.

Rahmawati, D., & Nugroho, A. (2021). Budaya lokal sebagai penggerak ekonomi kreatif desa. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Desa, 6(2), 77–88.

Riswan. (2025). Pewarisan nilai budaya melalui interaksi lintas generasi di masyarakat desa. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 15(1), 14–26.

https://doi.org/10.24832/jpk.v15i1.1122

Riswan, Z. (2025). Melestarikan budaya leluhur oleh generasi muda. Jurnal Budaya dan Pendidikan, 1, 1–8. https://doi.org/10.26811/1e1e1064

Sinambela, R., Hutapea, S., & Nainggolan, M. (2025). Tantangan pelestarian tradisi lokal di tengah perubahan sosial. Jurnal Sosiologi Reflektif, 19(1), 65–78.

https://doi.org/10.14421/jsr.v19i1.3344

Sinambela, S. M., Saragih, M. D., Novi, J., & Lumbantobing, Y. (2025). Dinamika kebudayaan dan perubahan sosial dalam masyarakat modern. Jurnal Ilmu Sosial, 2.

Suparlan, P. (2014). Kebudayaan dan pembangunan masyarakat. Antropologi Indonesia, 35(2), 120–130.

Sutanto, H., & Salim, A. (2024). Modal sosial dan harmoni masyarakat desa. Jurnal Pembangunan Sosial, 7(1), 22–34. https://doi.org/10.31002/jps.v7i1.9987

Sutanto, V., & Salim. (2024). Membangun solidaritas melalui komunikasi interpersonal: Studi interaksi simbolik di komunitas Gang Milan yang multikultural. Jurnal Komunikasi Sosial, 43–53.

Suyanto, B. (2019). Sosiologi perubahan sosial. Prenada Media Group.

Sztompka, P. (2011). Sociology of social change. Blackwell Publishing.

Widodo, S. (2020). Kearifan lokal sebagai perekat sosial masyarakat pedesaan. Jurnal Ilmu Budaya, 14(2), 95–106.

Wulandari, D. (2024). Implementasi program pemajuan kebudayaan desa: Tinjauan pemberdayaan masyarakat berbasis budaya. Jurnal Pemajuan Nilai Kebudayaan, 9, 9–11.

https://doi.org/10.24832/jpnk.v9i1.4489

Wulandari, E. (2024). Peran tradisi lokal dalam meningkatkan ekonomi masyarakat desa. Jurnal Ekonomi Kreatif Desa, 5(1), 40–51. https://doi.org/10.22146/jekd.v5i1.8765

Published

2025-12-14

Issue

Section

Articles

How to Cite

Dampak Berlangsung Gawe Desa Sebagai Akses Mempererat Kebersamaan Masyarakat Desa Montong Betok. (2025). Jurnal Pengabdian Cendekia, 2(1), 219-228. https://doi.org/10.71417/jpc.v2i1.113